Pemula Mau Coba Investasi Saham Startup? Simak Dulu Risiko & Potensinya!

Edukasi - Diposting pada 03 June 2025 Waktu baca 5 menit

Illustrasi

Investasi Saham Startup: Apakah Aman untuk Investor Pemula?

Investasi saham pada perusahaan rintisan atau startup tengah menjadi sorotan, terutama di kalangan generasi muda yang tertarik mengejar potensi imbal hasil tinggi dalam waktu singkat. Namun, di balik peluang tersebut, muncul pertanyaan krusial: apakah investasi ini aman bagi pemula?

 

Memahami Investasi Saham Startup

Investasi saham startup adalah proses membeli kepemilikan saham di perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan awal dan belum tercatat di bursa efek. Umumnya, investasi ini dilakukan melalui skema equity crowdfunding atau penyertaan modal langsung. Potensi keuntungannya sangat besar jika perusahaan tersebut berhasil tumbuh pesat, karena nilai saham bisa melonjak tajam.

 

Risiko-Risiko yang Harus Diwaspadai

Meski menjanjikan imbal hasil tinggi, investasi di saham startup menyimpan sejumlah risiko signifikan yang wajib diketahui calon investor:

  • Risiko Likuiditas: Saham startup tidak diperdagangkan secara publik, sehingga sulit untuk dijual kembali dalam waktu singkat. Investor mungkin harus menunggu bertahun-tahun untuk mencairkan modal.
     

  • Risiko Kebangkrutan: Tingkat kegagalan startup tergolong tinggi. Jika perusahaan tidak mampu berkembang atau bangkrut, investor berpotensi kehilangan seluruh dana yang ditanamkan.
     

  • Keterbatasan Informasi: Tidak seperti perusahaan publik, startup tidak wajib merilis laporan keuangan secara berkala, sehingga menyulitkan investor dalam menilai kondisi dan prospek keuangan perusahaan.
     

  • Valuasi yang Tidak Wajar: Banyak startup menetapkan valuasi tinggi untuk menarik investor, meski belum tentu mencerminkan kinerja atau prospek nyata perusahaan.

 

Tips Aman Berinvestasi di Saham Startup

Bagi pemula yang tetap ingin menjajaki peluang di sektor ini, sejumlah langkah mitigasi risiko dapat diterapkan:

  • Lakukan Uji Tuntas (Due Diligence): Tinjau secara menyeluruh latar belakang perusahaan, model bisnis, tim manajemen, hingga potensi pasar.
     

  • Mulai dari Nominal Kecil: Gunakan dana yang siap rugi dan jangan langsung menanamkan jumlah besar.
     

  • Diversifikasi Portofolio: Sebar investasi ke beberapa startup untuk meminimalkan potensi kerugian jika satu perusahaan gagal.
     

  • Belajar dari Investor Berpengalaman: Kolaborasi atau diskusi dengan angel investor dan venture capital dapat memberikan panduan serta pemahaman risiko yang lebih tajam.

 

Investasi saham startup menghadirkan peluang pertumbuhan nilai yang signifikan, tetapi juga dibarengi dengan tingkat risiko yang tidak kecil. Bagi investor pemula, penting untuk tidak tergiur semata oleh potensi keuntungan, tetapi juga memahami risiko kerugian secara utuh. Jika belum siap menghadapi kemungkinan kehilangan seluruh modal, sebaiknya pertimbangkan instrumen investasi yang lebih stabil dan terukur.

 

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.