Berita Terkini
Demam Dracin Makin Parah! Warga Asia Tenggara Kecanduan Drama China hingga Tak Bisa Lepas
/index.php
Teknologi Terkini - Diposting pada 09 September 2025 Waktu baca 5 menit
Saat berbicara tentang Warren Buffett, umumnya yang terlintas adalah strategi investasinya yang berfokus pada nilai, kekuatan fundamental perusahaan, serta orientasi jangka panjang.
Pria yang dijuluki Sang Dukun dari Omaha ini dikenal enggan mengikuti tren yang tidak ia pahami, termasuk sektor teknologi yang kerap dinilai terlalu bergejolak. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat.
Faktanya, portofolio Berkshire Hathaway justru memuat investasi besar pada perusahaan-perusahaan yang secara mendasar memanfaatkan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) guna mendukung pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi.
Menurut analisis dari artikel di situs edukasi trading New Trader U, berikut adalah lima saham yang memperlihatkan bagaimana Warren Buffett, baik secara langsung maupun tidak langsung, menaruh modal di masa depan AI.
Tidak ada contoh yang lebih jelas tentang perubahan portofolio Buffett selain kepemilikan masifnya di Apple. Saat ini, saham Apple menjadi posisi terbesar dalam portofolio Berkshire Hathaway.
Walaupun Apple dikenal sebagai perusahaan elektronik konsumen, inti dari produk-produknya seperti iPhone, iPad, dan Mac semakin didorong oleh teknologi AI.
Penggunaan AI di Apple mencakup:
Asisten Virtual: Siri, asisten suara Apple, terus disempurnakan agar lebih mampu memahami instruksi pengguna dan memberi jawaban yang relevan.
Fotografi Komputasional: Algoritma AI memungkinkan kamera iPhone menghasilkan foto berkualitas tinggi dengan otomatis menyesuaikan cahaya, fokus, dan detail, bahkan di kondisi sulit.
Teks Prediktif: AI digunakan untuk menebak kata berikutnya yang akan diketik pengguna, mempercepat penulisan dan meningkatkan pengalaman.
Investasi Buffett di Apple menunjukkan bahwa ia tidak hanya menilai merek dan loyalitas konsumen, tetapi juga kemampuan Apple mengintegrasikan teknologi canggih untuk memperkuat produknya.
Walaupun bukan salah satu saham terbesar di Berkshire Hathaway, Amazon tetap masuk dalam radar investasi Buffett.
Selain sebagai raksasa e-commerce, Amazon juga berperan penting dalam dunia AI melalui Amazon Web Services (AWS).
Kontribusi Amazon terhadap AI meliputi:
AWS: Menyediakan layanan komputasi awan yang menjadi fondasi bagi banyak perusahaan teknologi, termasuk startup AI yang membutuhkan daya komputasi besar.
Alexa: Asisten suara berbasis AI yang terus berkembang dengan mempelajari interaksi pengguna sehingga bisa memberikan layanan lebih personal.
Algoritma Rekomendasi: Sistem AI yang menganalisis perilaku belanja miliaran pelanggan untuk menyajikan rekomendasi produk yang relevan, sehingga meningkatkan penjualan.
Buffett juga memegang saham besar di Visa, salah satu perusahaan pembayaran terbesar di dunia.
Meski tidak dianggap sebagai perusahaan AI murni, teknologi AI merupakan bagian penting dari operasional Visa.
Setiap hari, Visa memproses miliaran transaksi dan menggunakan AI untuk melindungi data pengguna serta mencegah penipuan. Sistem AI-nya mampu mendeteksi pola mencurigakan secara real-time, misalnya transaksi dalam jumlah besar di lokasi asing, lalu segera memblokir transaksi tersebut demi keamanan konsumen maupun bank.
Seperti halnya Visa, Mastercard juga merupakan perusahaan jasa keuangan yang sangat bergantung pada AI dalam operasionalnya.
Teknologi AI menjadi tulang punggung sistem keamanan Mastercard. Algoritmanya terus memantau transaksi global, mengidentifikasi aktivitas abnormal, dan mencegah terjadinya penipuan.
Kepemilikan Buffett di Mastercard mencerminkan keyakinannya pada perusahaan dengan “parit ekonomi” yang kokoh, dan dalam kasus ini, parit tersebut semakin diperkuat dengan pemanfaatan AI untuk meningkatkan keamanan serta efisiensi.
American Express, layaknya Visa dan Mastercard, juga memanfaatkan AI dalam berbagai aspek operasionalnya. Beberapa penerapannya antara lain:
Pencegahan Penipuan: Sistem AI menganalisis transaksi secara real-time untuk mendeteksi potensi penipuan.
Otomatisasi Layanan Pelanggan: Banyak pertanyaan rutin dijawab oleh chatbot berbasis AI, membebaskan agen manusia untuk menangani kasus yang lebih kompleks.
Rekomendasi Hadiah Personalisasi: AI mengevaluasi pola belanja pengguna dan riwayat transaksi untuk menawarkan program hadiah atau promo yang paling relevan bagi setiap pemegang kartu.
Sumber: kontan.co.id
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.