Ketika demo darurat mengguncang pasar, investor asing berbondong-bondong menjual saham-saham ini

Saham News - Diposting pada 26 August 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Gejolak politik dalam negeri mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama setelah aksi demonstrasi besar-besaran pada 22 Agustus lalu. Demonstrasi tersebut digelar terkait revisi UU Pilkada setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan terkait ambang batas suara partai untuk pencalonan gubernur.

 

Pada Kamis (22/8/2023), ketika demonstrasi berlangsung, IHSG ditutup melemah 0,87% ke level 7.488,68 setelah sebelumnya menguat selama empat hari berturut-turut. Namun, pada penutupan perdagangan Jumat (23/8/2024), IHSG kembali menguat 0,74% ke posisi 7.544,3, kembali menembus level psikologis 7.500.

 

Nilai transaksi IHSG pada akhir perdagangan Kamis mencapai sekitar Rp 38 triliun dengan volume transaksi sebesar 18 miliar lembar saham dan jumlah transaksi mencapai 1,1 juta kali. Tercatat 194 saham mengalami kenaikan, 389 saham melemah, dan 202 saham tetap stabil.

 

Beberapa sektor yang menjadi penekan IHSG adalah sektor infrastruktur yang turun 1,5%, teknologi 1,4%, transportasi 1,23%, dan keuangan 1,19%.

Di tengah berlangsungnya aksi demonstrasi, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net foreign buy) sebesar Rp 1,26 triliun di seluruh pasar. Rinciannya, Rp 1,59 triliun di pasar reguler dan net foreign sell sebesar Rp 328,03 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

 

Saham-saham yang menjadi incaran investor asing antara lain BBRI, ASII, BBCA, serta sektor konsumer seperti INDF. Namun, sejumlah saham juga mencatat penjualan bersih oleh investor asing (net foreign sell).

Saham dengan nilai net sell asing terbesar pada perdagangan kemarin adalah Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan nilai Rp 50,6 miliar. Selanjutnya diikuti oleh Media Nusantara Citra (MNCN) sebesar Rp 23,9 miliar dan Bank KB Bukopin (BBKP) sebesar Rp 19,8 miliar.

 

Berikut ini adalah 10 saham dengan net sell asing terbesar pada perdagangan 22 Agustus 2024, berdasarkan data RTI Business:

1. Bank Negara Indonesia (BBNI) - Rp 50,6 miliar
2. Media Nusantara Citra (MNCN) - Rp 23,9 miliar
3. Bank KB Bukopin (BBKP) - Rp 19,8 miliar
4. Unilever Indonesia (UNVR) - Rp 15 miliar
5. Merdeka Battery Materials (MBMA) - Rp 13,7 miliar
6. Tempo Scan Pacific (TSPC) - Rp 10,3 miliar
7. Mitra Adiperkasa (MAPI) - Rp 9,3 miliar
8. Indosat (ISAT) - Rp 8 miliar
9. Semen Indonesia (SMGR) - Rp 5,4 miliar
10. Surya Citra Media (SCMA) - Rp 4,6 miliar.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.