Pantas Prabowo Murka! Rp47 Triliun Nilai Timah RI Diselundupkan ke Negara Tetangga

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 02 October 2025 Waktu baca 5 menit

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). ANTARAFOTO/Rivan Awal Lingga/app/rwa/aa.

Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) mengungkap bahwa kasus penyelundupan timah di Indonesia semakin marak. Salah satu contohnya adalah praktik penyelundupan timah dari Indonesia ke Malaysia senilai sekitar Rp 45-47 triliun.

 

Ketua Umum AETI, Harwendro Adityo Dewanto, menyampaikan bahwa timah yang diselundupkan ke Malaysia diperkirakan mencapai 12.000 ton per tahun, informasi yang diperoleh langsung dari mitra industri di Malaysia.

 

Dalam berbagai forum internasional, Malaysia menyatakan menerima pasokan timah dari Indonesia 1.000 ton per bulan. “Malaysia sendiri mengakui bahwa mereka mendapatkan ore timah dari Indonesia sebanyak 1.000 ton setiap bulan. Jika dihitung setara menjadi ingot, totalnya sekitar 12.000 ton per tahun, senilai kurang lebih Rp 45-47 triliun dengan harga timah saat ini,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Rabu (1/10/2025).

 

Aktivitas ilegal ini tidak hanya merugikan penerimaan negara, tetapi juga berdampak langsung pada industri timah domestik. Banyak eksportir resmi merasa dirugikan karena harus bersaing tidak adil dengan produk yang keluar melalui jalur ilegal.

 

Harwendro mencatat bahwa sejak awal 2025, intensitas penyelundupan meningkat. Praktik ilegal ini dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan tersembunyi, sehingga pelaku usaha legal bahkan tidak menyadari keberadaannya.

 

“Mereka menjalankan aktivitas ini secara sistematis, terstruktur, dan diam-diam, sehingga kita semua tidak menyadari praktik tersebut,” imbuhnya.

 

Meski demikian, isu penyelundupan timah menjadi perhatian Presiden RI Prabowo Subianto, yang juga menjadi momentum bagi peningkatan produksi timah domestik.

 

“Sekarang efeknya sangat positif. Produksi timah di Indonesia meningkat, meski kinerja PT Timah sedang menurun, secara keseluruhan produksi cukup baik,” tandasnya.

 

Sebelumnya, Presiden Prabowo menyoroti praktik penyelundupan timah ilegal dari Bangka Belitung ke luar negeri, yang menurutnya mencapai hampir 80% dari total produksi.

 

“Hampir 80% hasil timah diselundupkan melalui berbagai jalur, mulai dari kapal hingga ferry. Saat ini, akses pun dibatasi, bahkan sampan tidak bisa keluar,” ujar Prabowo, dikutip Selasa (30/9/2025).

 

Ia menilai kondisi ini sebagai perampokan sistemik, akibat kelengahan elite sebelumnya, sehingga kekayaan bangsa terus tergerus. Di Bangka Belitung, yang dikenal sebagai salah satu pusat tambang timah dunia, terdapat sekitar 1.000 tambang ilegal yang beroperasi.

 

Karena itu, Prabowo memerintahkan TNI, Polri, dan Bea Cukai untuk melakukan operasi besar-besaran. “Mulai 1 September, saya perintahkan operasi besar di Babel untuk menutup tambang ilegal, karena selama ini hampir 80% hasil timah diselundupkan,” ujarnya.

 

Selain timah, Presiden menegaskan bahwa tambang ilegal nikel, batu bara, dan bauksit juga marak. “Hampir semua sektor memiliki tambang ilegal yang sangat banyak. Saya perintahkan agar segera ditertibkan, dibersihkan, atau diambil alih negara. Jika ini ditegakkan, insya Allah penerimaan negara meningkat, kebocoran ditutup, dan negara akan lebih sejahtera,” pungkas Prabowo.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.