Berita Terkini
Demam Dracin Makin Parah! Warga Asia Tenggara Kecanduan Drama China hingga Tak Bisa Lepas
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 22 September 2025 Waktu baca 5 menit
Pasar keuangan domestik menutup perdagangan pekan lalu dengan dinamika beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membukukan rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah di level 8.051,12 pada Jumat (19/9/2025).
Namun, di sisi lain, nilai tukar rupiah justru merosot hingga menyentuh posisi terendah dalam empat bulan terakhir. Kontras ini memperlihatkan bahwa optimisme investor di pasar saham belum sepenuhnya menjalar ke pasar valuta asing.
Untuk pekan ini, pasar keuangan Indonesia diperkirakan bergerak di zona positif. Rangkuman lengkap mengenai sentimen pasar dapat dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Pada penutupan perdagangan Jumat lalu (19/9/2025), IHSG naik harian sebesar 0,53% atau 42,69 poin dengan transaksi jumbo mencapai Rp69,48 triliun.
Sektor konsumer primer, energi, dan kesehatan menjadi pendorong utama, ditopang lonjakan di sektor konsumer primer (+2,04%), energi (+1,98%), serta kesehatan (+0,9%).
Saham-saham tambang seperti Dian Swastatika Sentosa (DSSA) dan Bumi Resources Minerals (BRMS) mencatat lonjakan besar dan memberi tambahan puluhan poin indeks. Nilai transaksi raksasa Rp69,48 triliun menunjukkan derasnya aliran likuiditas ke pasar saham.
Secara mingguan, IHSG mencatat kenaikan 2,51%, mengonfirmasi kuatnya sentimen positif yang mendorong arus modal masuk ke aset berisiko.
Berbeda dengan saham, pasar valuta asing menunjukkan pelemahan. Rupiah ditutup melemah 0,52% ke level Rp16.585 per dolar AS pada akhir pekan lalu, melanjutkan tren pelemahan sehari sebelumnya.
Posisi ini menjadi yang terendah sejak Mei 2025.
Tekanan terhadap rupiah disebabkan kombinasi penguatan dolar AS akibat sikap hati-hati The Fed serta keluarnya modal asing yang dipicu ketidakstabilan politik domestik.
Di pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun naik ke 6,34% dari sebelumnya 6,31% pada hari perdagangan sebelumnya. Kenaikan yield ini menandakan harga SBN melemah akibat aksi jual investor.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada Jumat lalu setelah pasar merespons positif keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga. Wall Street juga berhasil mencetak rekor baru.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 172,85 poin atau 0,37% ke 46.315,27, mencatat rekor tertinggi terbaru. S&P 500 naik 0,49% ke 6.664,36, sementara Nasdaq Composite menguat 0,72% ke 22.631,48.
Russell 2000, yang berisi saham-saham berkapitalisasi kecil, justru terkoreksi 0,7% setelah sebelumnya sempat menembus rekor baru di awal perdagangan.
Apple menjadi motor penguatan dengan kenaikan 3,2% berkat peluncuran iPhone terbaru di berbagai negara. Saham Tesla juga naik lebih dari 2,2%.
Penguatan pasar saham AS terjadi setelah The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin, pemangkasan pertama sejak Desember. Meski langkah ini sudah banyak diantisipasi, pasar sempat berfluktuasi usai Ketua The Fed Jerome Powell menyebut langkah tersebut sebagai "pemangkasan berbasis manajemen risiko."
Mark Hackett, Kepala Strategi Investasi Nationwide, mengatakan bahwa meski September secara historis identik dengan koreksi pasar, tahun ini justru berbeda, di mana pasar naik 35% sejak Maret berkat dukungan fundamental dan teknikal yang kuat.
Sementara itu, Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA Research, menegaskan pasar sedang mencari landasan pertumbuhan ekonomi dan justifikasi valuasi tinggi. "Prospek suku bunga lebih rendah membantu hal tersebut," ujarnya.
Pencapaian rekor IHSG akhir pekan lalu menegaskan tingginya sentimen positif investor terhadap bursa domestik. Namun, pekan ini, pasar menghadapi kondisi yang lebih rapuh akibat minimnya sentimen domestik, sehingga perhatian investor akan bergeser ke faktor eksternal.
Kebijakan Bank Rakyat China (PBoC) serta data inflasi AS akan menjadi penentu utama pergerakan IHSG sekaligus arah rupiah.
Konferensi Pers APBN KiTa
Hari ini, Senin (22/9/2025), Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan menggelar konferensi pers APBN KiTa edisi September 2025 untuk memaparkan realisasi belanja, pendapatan, dan defisit anggaran Januari–Agustus 2025.
Ini menjadi konferensi pers APBN KiTa pertama Purbaya sejak menggantikan Sri Mulyani.
Data Uang Beredar (M2) Agustus 2025
Selasa (23/9/2025), Bank Indonesia akan merilis data M2 Juli 2025. M2 tercatat tumbuh 6,5% (yoy), lebih tinggi dari 6,4% pada Juni, mencapai Rp9.569,7 triliun. Peningkatan ini ditopang pertumbuhan M1 (+8,7%) dan quasi money (+4,8%).
Kebijakan Suku Bunga China (LPR)
PBoC dijadwalkan merilis suku bunga pinjaman (LPR) September 2025 dengan konsensus tetap di 3,00% (1 tahun) dan 3,50% (5 tahun). Kondisi ini mencerminkan dilema antara mendukung ekonomi yang melambat dan menjaga stabilitas yuan.
PMI Amerika Serikat September 2025
AS akan mengumumkan PMI Global S&P untuk sektor manufaktur dan jasa. Data Agustus menunjukkan moderasi di sektor jasa (54,5), tetapi manufaktur melonjak ke level tertinggi sejak Mei 2022 (53,0).
Inflasi PCE AS Agustus 2025
Pada Jumat (26/9/2025), AS merilis inflasi PCE dengan Juli tercatat 2,6% (yoy) dan 0,2% (mtm). The Fed menjadikan PCE inti (2,9% yoy) sebagai acuan utama.
Pidato Jerome Powell & Pejabat The Fed
Powell dijadwalkan berpidato pada Selasa (23/9/2025) dalam acara 2025 Economic Outlook, sementara pejabat The Fed lainnya, Michelle W. Bowman, akan bicara di Konvensi Bankers Association Kentucky.
Konferensi pers APBN KiTa.
Rapat koordinasi hilirisasi komoditas perkebunan.
Press conference Halal Indonesia Expo 2025.
Konferensi pers Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Tender Offer MMEN.
Public Expose BCIC dan FOOD.
Pertumbuhan Ekonomi (Q2 2025 YoY): 5,12%
Inflasi (Agustus 2025 YoY): 2,31%
BI 7-Day Reverse Repo Rate (Sept 2025): 4,75%
Defisit APBN (Juni 2025): 0,81% PDB
Defisit Transaksi Berjalan (Q2 2025 YoY): 0,8% PDB
Defisit Neraca Pembayaran (Q2 2025 YoY): US$6,7 miliar
Cadangan Devisa (Agustus 2025): US$150,7 miliar
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.