Mengapa Blockchain Mustahil Dipalsukan? Rahasia Keamanan Teknologi Kripto yang Harus Kamu Tahu

Crypto News - Diposting pada 21 October 2025 Waktu baca 5 menit

Mengapa Blockchain Hampir Mustahil Dipalsukan? Ini Penjelasannya untuk Pemula

Dalam dunia teknologi digital, keamanan menjadi isu utama. Salah satu inovasi yang dikenal memiliki tingkat keamanan tertinggi adalah blockchain — teknologi yang kini menjadi fondasi utama berbagai sistem keuangan digital, termasuk cryptocurrency. Namun, pertanyaannya, mengapa sistem ini disebut hampir mustahil dipalsukan?

 

Para ahli menilai, kekuatan blockchain terletak pada kombinasi antara desentralisasi, kriptografi canggih, dan mekanisme konsensus yang menjadikan manipulasi data di dalamnya nyaris tidak mungkin dilakukan.

 

1. Blockchain: Buku Besar Digital yang Tak Bisa Diubah

Blockchain berfungsi sebagai buku besar digital (digital ledger) yang menyimpan data transaksi dalam blok-blok yang saling terhubung.
Setiap blok berisi tiga komponen utama:

  • Data transaksi, seperti pengiriman aset digital.

  • Hash unik, yang berfungsi sebagai sidik jari digital.

  • Hash dari blok sebelumnya, yang menghubungkan seluruh rantai data.

Struktur ini membuat setiap blok saling bergantung. Jika satu blok diubah, maka hash-nya ikut berubah dan mengacaukan seluruh rantai setelahnya.
Inilah alasan mengapa blockchain disebut immutable, atau tidak dapat diubah tanpa terdeteksi.

Menurut laporan Cointelegraph Learn, kekuatan blockchain ada pada sifatnya yang “trustless but verifiable” — artinya sistem ini tidak bergantung pada kepercayaan individu, melainkan pada verifikasi kolektif dari seluruh jaringan.

 

2. Desentralisasi: Tidak Ada Pihak Tunggal yang Menguasai Sistem

Berbeda dengan sistem konvensional yang bergantung pada satu server pusat, blockchain bersifat terdistribusi. Salinan data disimpan di ribuan komputer (node) di seluruh dunia.
Setiap node memiliki salinan lengkap dari seluruh riwayat transaksi. Jika satu pihak mencoba memalsukan data, ribuan node lain akan menolak perubahan tersebut karena tidak sesuai dengan catatan asli.

 

Untuk dapat memanipulasi blockchain, seorang peretas harus menguasai lebih dari 51% node dalam jaringan secara bersamaan — hal yang hampir mustahil, terutama pada jaringan besar seperti Bitcoin dan Ethereum. Penelitian IBM Blockchain Research menyebutkan bahwa desentralisasi membuat blockchain tahan terhadap manipulasi dan tidak memiliki titik kegagalan tunggal (single point of failure).

 

3. Kriptografi: Lapisan Keamanan Ganda yang Mustahil Ditembus

Keamanan blockchain juga diperkuat dengan kriptografi asimetris.
Setiap pengguna memiliki dua kunci penting:

  • Public key, yang berfungsi sebagai alamat dompet digital.

  • Private key, yang digunakan untuk menandatangani transaksi secara rahasia.

Ketika transaksi dikirim, data dienkripsi dengan private key. Selanjutnya, jaringan node memverifikasi keaslian tanda tangan digital menggunakan public key. Jika ada perbedaan sekecil apa pun, transaksi otomatis ditolak.

Dengan sistem ini, tidak ada satu pun entitas yang dapat mengubah data tanpa meninggalkan jejak digital. Setiap blok baru hanya bisa ditambahkan setelah diverifikasi oleh mayoritas jaringan.

 

4. Konsensus: Mekanisme yang Menjaga Kejujuran Jaringan

Blockchain menggunakan mekanisme konsensus untuk memastikan seluruh node bekerja secara jujur. Dua mekanisme yang paling umum adalah:

  • Proof of Work (PoW) – digunakan oleh Bitcoin; node harus memecahkan teka-teki kriptografi kompleks untuk menambahkan blok baru.

  • Proof of Stake (PoS) – digunakan oleh Ethereum; validator mempertaruhkan (stake) aset mereka sebagai jaminan agar tidak berbuat curang.

Jika ada node yang mencoba memanipulasi data, mereka akan kehilangan hak validasi atau bahkan aset yang telah mereka pertaruhkan.
Sistem ini memberikan insentif untuk kejujuran dan hukuman bagi kecurangan — menjadikan jaringan blockchain bekerja dengan integritas tinggi tanpa otoritas pusat.

 

5. Apakah Blockchain Benar-Benar Tidak Bisa Diretas?

Secara teori, tidak ada sistem digital yang 100% kebal terhadap peretasan. Namun, dalam praktiknya, menyerang jaringan blockchain besar seperti Bitcoin sangat tidak realistis dan tidak ekonomis Di Era saat ini. 

Untuk melancarkan serangan 51% pada Bitcoin, misalnya, dibutuhkan daya komputasi global senilai ratusan miliar dolar — jumlah yang tidak masuk akal secara finansial.
Sebagian besar kasus pencurian aset kripto justru terjadi bukan karena kelemahan pada blockchain, melainkan karena celah pada smart contract, platform exchange, atau kelalaian pengguna dalam menjaga private key. Seperti diungkapkan Forbes Crypto, “Kebocoran dana di dunia kripto umumnya terjadi di lapisan aplikasi, bukan pada sistem blockchain itu sendiri.”

 

6. Kesimpulan: Sistem Kepercayaan Baru di Era Digital

Blockchain bukan sekadar teknologi di balik cryptocurrency, tetapi juga sistem kepercayaan masa depan. Dengan perpaduan antara kriptografi, desentralisasi, dan konsensus jaringan, blockchain menghadirkan keamanan dan transparansi tanpa perlu perantara. Teknologi ini menjadi fondasi penting bagi masa depan keuangan digital, sistem pemerintahan modern, logistik global, dan identitas digital yang lebih aman. Bagi dunia digital abad ke-21, blockchain bukan hanya inovasi melainkan pondasi baru bagi kepercayaan global.

 

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.