Berita Terkini
Demam Dracin Makin Parah! Warga Asia Tenggara Kecanduan Drama China hingga Tak Bisa Lepas
/index.php
Crypto News - Diposting pada 16 September 2025 Waktu baca 5 menit
Investasi dalam aset kripto, terutama Bitcoin, kini tidak lagi hanya terbatas pada investor individu. Laporan terbaru dari perusahaan jasa keuangan River mengungkapkan bahwa semakin banyak perusahaan swasta yang mulai menempatkan sebagian besar keuntungan mereka ke aset digital ini, dengan alasan utama untuk menjaga nilai kekayaan dari tekanan inflasi.
Menurut laporan Yahoo Finance pada Selasa (16/8/2025), hasil survei River pada Juli terhadap lebih dari 3.000 klien menunjukkan bahwa bisnis swasta rata-rata mengalokasikan sekitar 22% dari laba bersih mereka ke Bitcoin, dengan nilai tengah (median) sebesar 10%.
Temuan ini menegaskan minat yang sangat serius, bahkan lebih dari 10% responden menyatakan telah menempatkan lebih dari separuh penghasilan mereka ke Bitcoin.
River mencatat, sekitar 64% perusahaan memandang Bitcoin sebagai instrumen jangka panjang dan terus menambah kepemilikan mereka tanpa niat untuk menjual ataupun menyeimbangkan portofolio dalam waktu dekat.
Di sisi lain, 25% perusahaan berencana melakukan penyeimbangan kembali, 6,5% berkomitmen mempertahankan posisi mereka, dan 5,2% belum memiliki strategi yang jelas.
River menjelaskan bahwa perusahaan semakin condong ke Bitcoin karena sifatnya yang tahan terhadap inflasi, likuiditas yang tinggi, serta perlindungan dari risiko pihak ketiga. Instrumen kas tradisional seperti obligasi pemerintah maupun reksa dana pasar uang dianggap gagal mempertahankan nilai riil aset.
“Sejak 2020, raksasa-raksasa korporasi seperti Microsoft, Google, dan Apple kehilangan puluhan miliar daya beli akibat menyimpan aset pada instrumen tradisional. Jika saja mereka menempatkan bahkan 1% dana kas mereka ke Bitcoin pada 2020, seluruh kerugian itu bisa tertutupi,” jelas River.
Meski begitu, adopsi Bitcoin sejauh ini masih lebih banyak dilakukan oleh perusahaan kecil. River menyebut 75% klien mereka memiliki kurang dari 50 karyawan.
Hal ini didorong oleh proses pengambilan keputusan yang lebih cepat serta kerentanan lebih besar terhadap ketidakstabilan ekonomi. Menariknya, bisnis-bisnis tersebut datang dari beragam sektor, mulai dari properti, perhotelan, jasa keuangan, hingga pertanian.
Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan ini telah membeli sekitar 84.000 BTC, yang pada tahun ini bernilai sekitar USD 9,6 miliar, menurut data River.
River juga menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi hambatan besar bagi perusahaan di AS untuk mengadopsi Bitcoin. Faktor yang mendukung antara lain kebijakan regulasi yang lebih ramah di bawah pemerintahan Trump, perbaikan aturan akuntansi, peningkatan likuiditas, serta penurunan volatilitas harga.
Meski demikian, tingkat adopsi Bitcoin masih sangat rendah, yakni kurang dari 1% dari total perusahaan di AS. River mengaitkan hal ini dengan faktor persepsi publik.
Mengutip sejumlah penelitian, sebagian besar masyarakat Amerika masih minim pengetahuan tentang Bitcoin. Selain itu, banyak perusahaan yang ragu mengadopsi aset digital ini karena khawatir dianggap keluar dari norma yang berlaku.
“Dalam kultur korporat tradisional, keputusan biasanya ditentukan oleh komite, dewan, maupun eksekutif yang cenderung patuh pada norma dan menghindari kontroversi. Bahkan bila seorang CEO atau CFO secara pribadi percaya pada prospek jangka panjang Bitcoin, mereka jarang mendorong adopsi kecuali perusahaan lain sudah memulainya lebih dulu,” jelas River.
Namun, persepsi ini mulai mengalami perubahan. River merujuk studi dari Nakamoto Project yang mencatat bahwa jumlah orang dewasa di Amerika yang memiliki Bitcoin bertambah 11 juta antara awal 2024 hingga Maret 2025. Selain itu, survei Harris Poll menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah warga yang menilai Bitcoin sebagai aset “dapat dipercaya,” dari 5,3% menjadi 10,2% sepanjang 2024.
Sumber: liputan6.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.