Powell The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga 0,25% Lagi

Saham News - Diposting pada 15 October 2025 Waktu baca 5 menit

Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell saat sidang Senat di Washington, DC, AS, Kamis, (7/4/2024). (Al Drago/Bloomberg)

Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, menandakan bahwa bank sentral Amerika Serikat kemungkinan akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 0,25% lagi pada akhir bulan ini, meskipun penutupan (shutdown) pemerintah secara signifikan membatasi kemampuan The Fed untuk mengevaluasi kondisi ekonomi.

 

Powell, dalam pidatonya pada Selasa (14/10/2025) waktu setempat di pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE), menyatakan bahwa prospek ekonomi tampak tetap sama sejak pertemuan pembuat kebijakan pada September lalu, ketika mereka menurunkan suku bunga dan memproyeksikan dua kali pemotongan lagi pada tahun ini.

"Pemotongan suku bunga pada Oktober sudah pasti," kata Julia Coronado, pendiri firma riset MacroPolicy Perspectives dan mantan ekonom The Fed. "Tidak ada yang mengubah pandangan bahwa masih ada risiko penurunan di pasar tenaga kerja."

 

Powell beberapa kali menekankan rendahnya laju perekrutan tenaga kerja dan mengingatkan bahwa kondisi ini mungkin akan semakin melemah.

"Anda berada di titik di mana penurunan lowongan kerja lebih lanjut bisa berdampak pada tingkat pengangguran," kata Powell dalam sesi tanya jawab setelah pidatonya. "Kita sudah mengalami periode luar biasa di mana angka pengangguran menurun secara cepat, tetapi saya pikir akan ada titik di mana pengangguran mulai meningkat."

 

Ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga pada Oktober sedikit berubah setelah pernyataan Powell. Berdasarkan kontrak berjangka dana federal, investor memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga hampir mencapai 100%.

 

Pemotongan suku bunga The Fed pada September lalu merupakan yang pertama sejak Desember, menyusul perlambatan tajam dalam perekrutan tenaga kerja selama musim panas.

 

Meski demikian, tingkat pengangguran saat ini relatif rendah, yaitu 4,3% pada Agustus. Departemen Tenaga Kerja menunda rilis laporan penggajian September karena shutdown, tetapi telah memanggil kembali staf untuk menyiapkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) September, yang dijadwalkan dirilis akhir bulan ini.

"Saat ini, risiko pada sisi tenaga kerja meningkat," ujar Yelena Shulyatyeva, ekonom senior AS di Conference Board, di sela-sela konferensi NABE. "Hal itulah yang akan mempengaruhi keputusan dalam waktu dekat."

 

The Fed dijadwalkan mengadakan pertemuan lagi pada 28-29 Oktober. Bulan lalu, proyeksi median dari 19 pembuat kebijakan menunjukkan dua kali pemotongan suku bunga lagi tahun ini, namun sembilan pejabat menilai satu atau bahkan tidak perlu pemotongan lebih tepat.

 

Kepala Ekonom KPMG, Diane Swonk, menilai perbedaan pendapat antar pembuat kebijakan membuat Powell lebih berhati-hati dalam menentukan arah suku bunga tahun depan.

"Itu menunjukkan bahwa 'kami sebenarnya tidak tahu ke mana arah kebijakan jangka panjang kami'," ujarnya.

 

Ketiadaan data ekonomi resmi yang lengkap menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed tidak akan mendapatkan gambaran akurat mengenai perkembangan ekonomi, sehingga meningkatkan potensi kesalahan kebijakan.

 

Masa ini menjadi sangat menantang bagi The Fed karena harus membuat keputusan tanpa data lengkap. Mandatnya untuk menstabilkan harga dan memaksimalkan lapangan kerja menimbulkan tekanan yang berlawanan. Pasar tenaga kerja melambat, sementara inflasi tetap berada di atas target 2%.

 

Powell menegaskan bahwa pihaknya mencari sumber data alternatif dari sektor swasta, namun menekankan pentingnya data pemerintah sebagai “standar emas.”

"Kami tidak berharap bisa menggantikan data yang tidak kami miliki," kata Powell. "Kami mulai kehilangan data ini, terutama data Oktober. Jika situasi ini berlangsung lama, data tidak akan dikumpulkan, dan itu akan menjadi lebih menantang."

 

Selain itu, Powell memberi sinyal bahwa The Fed mungkin akan menghentikan pengurangan neraca keuangannya dalam beberapa bulan ke depan—perubahan penting untuk menjaga likuiditas di pasar pendanaan overnight.

Sumber: bloombergtechnoz.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.