Antara Decentralized Finance (DeFi) Dan Traditional Finance

Edukasi - Diposting pada 16 December 2021 Waktu baca 5 menit

Keuangan terdesentralisasi (DeFi) adalah industri baru yang menjanjikan sebuah revolusi di sektor keuangan tradisional. Kebutuhan akan sistem keuangan yang terbuka, transparan, dan aman adalah pendorong utama di balik perdebatan antara keuangan terdesentralisasi dan keuangan tradisional, sehingga tidak mengherankan jika keuangan terdesentralisasi perlahan muncul sebagai alternatif sistem keuangan saat ini.

 

Keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berbasis blockchain berpotensi “mengganggu” keuangan tradisional karena kemampuannya menjadi alat keuangan yang berada di luar kendali pemerintah dan peraturan. Penciptaan sistem keuangan yang sepenuhnya terdesentralisasi dan independen sejak itu dan hingga kini terus berkembang dengan pesat di tengah meningkatnya permintaan untuk keamanan data dan privasi.

 

Dimana Perbedaannya?

Traditional Finance

Decentralized Finance

Operasional dikelola oleh institusi dan pegawai

Operasional dilakukan oleh algoritma Smart Contract dan berjalan tanpa campur tangan manusia atau institusi.

Waktu operasional pelayanan dibatasi pada jam kerja tertentu

Tidak ada Batasan waktu pelayanan.

Proses transaksi memerlukan persetujuan dari institusi penyedia pelayanan

Tidak memerlukan persetujuan dari pihak manapun. Pemilik aset bebas melakukan apapun tanpa campur tangan pihak lain.

Biaya layanan transaksi mahal

Biaya layanan jauh lebih baik, meskipun biaya transaksi bervariasi tergantung pada jaringan blockchain

Berjalan di atas sistem masa lalu yang kurang berkembang

Berjalan pada teknologi blockchain yang terkenal cepat dan aman

Proses layanan transaksi lambat (Dalam beberapa kasus dapat memakan waktu berhari-hari)

Layanan transaksi cepat dalam hitungan menit

 

 

Tantangan Decentralized Finance (DeFi) Di Masa Depan

 

Setiap teknologi yang baik selalu rentan terhadap tantangan yang dapat menggagalkan dalam proses penerapannya, dan keuangan terdesentralisasi tidak terkecuali.

 

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan sistem keuangan terdesentralisasi adalah aspek orang yang dipaksa untuk mempercayai kode open-source yang ada pada DeFi. Fakta bahwa siapa pun dapat mengakses open-source yang mendukung sistem keuangan terdesentralisasi berarti siapa pun dapat meretas smart-contract dan mencuri semua kunci, yang dapat mengakibatkan orang kehilangan sejumlah besar uang.

 

Teknologi di balik aplikasi keuangan terdesentralisasi masih dianggap rawan dan tidak user-friendly, dan akan selalu rentan terhadap serangan kejahatan yang akan merusak reputasi teknologi.

 

Sementara penggunaan teknologi buku besar digital dalam sistem keuangan global masih dalam tahap awal, potensi utama teknologi ini tidak dapat disangkal. Keuangan terdesentralisasi memiliki apa yang diperlukan untuk merevolusi sektor keuangan di saat meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan data dan privasi.

 

Fakta bahwa DeFi dapat membuat begitu banyak orang mendapatkan akses ke layanan perbankan di daerah-daerah di mana keuangan tradisional telah gagal menggarisbawahi potensi besarnya.

 

Keuangan terdesentralisasi juga masih harus mengatasi sejumlah masalah yang berkaitan dengan skalabilitas, keamanan, likuiditas, dan peraturan jika ingin menggantikan sistem keuangan saat ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.