Isu tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya kembali ramai diperbincangkan setelah di media sosial viral video yang menampilkan kapal pengangkut bijih nikel bernama TB JKW  Mahakam dan Dewi Iriana. Nama-nama kapal ini sempat menimbulkan spekulasi karena mirip dengan inisial Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dan istrinya, Iriana

Namun data resmi dari Ditkapel Kemenhub menunjukkan bahwa kapal‑kapal tersebut tidak terkait dengan keluarga Jokowi 

Terdapat delapan unit tug boat dengan nama JKW Mahakam (1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10) yang dipunyai oleh beberapa perusahaan seperti PT Pelita Samudera Sreeya (PSS, anak usaha PT IMC Pelita Logistik Tbk/PSSI), PT Glory Ocean Lines, PT Sinar Pasifik Lestari, dan PT Permata Lintas Abadi.

Sedangkan enam unit tongkang bernama Dewi Iriana (1, 2, 3, 5, 6, 8) juga dimiliki oleh perusahaan-perusahaan serupa, termasuk PSS dan PSSI.

Secara spesifik, PSS—anak usaha PSSI—memiliki tug boat JKW Mahakam 1, 3, 6, 10, dan tongkang Dewi Iriana 2, 3, 5. PT Sinar Pasifik Lestari mengendalikan kapal JKW 5, 8 serta Dewi Iriana 6, sementara PT Permata Lintas Abadi memiliki JKW 7 dan Dewi Iriana 8. PT Glory Ocean Lines adalah pemilik JKW 2.

Meskipun perusahaan-perusahaan ini bergerak di sektor logistik dan angkutan komoditas tambang, hingga saat ini belum ada bukti konkret yang mengaitkan kapal-kapal tersebut secara langsung dengan kegiatan tambang nikel di Pulau Gag.

Aktivitas pertambangan dari lima perusahaan—PT Gag Nikel, PT Anugerah Surya Pratama, PT Kawei Sejahtera Mining, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Nurham—hanya PT Gag Nikel yang telah berproduksi. Izin tambang mereka kini ditangguhkan dan sedang dievaluasi oleh pemerintah.