Justin Sun, pendiri platform mata uang crypto Tron dan salah satu orang terkemuka di dunia aset digital, mengatakan bahwa dia telah memulai karir barunya sebagai diplomat untuk negara Karibia di Grenada.

Pada waktu yang bersamaan, Sun, yang mengatakan telah menjadi penduduk di pulau seluas 135 mil persegi sejak 2019 itu, secara bertahap menghentikan partisipasinya dalam proyek-proyek terkait crypto. Termasuk Tron, blockchain yang merupakan jaringan teratas untuk stablecoin Tether yang kontroversial dan yang mendukung ratusan aplikasi perjudian dan game.

Sun, diusianya yang 31 tahun, pertama kali menjadi terkenal karena kisah pertemuannya yang tertunda dengan investor miliarder Warren Buffett pada tahun 2020 dan hadiah Tesla yang tidak disengaja beberapa bulan sebelumnya. Dia kalah tawaran pada saat terakhir pelelangan token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT) yang terjual dengan rekor $69 juta, dan bahkan menghadapi pemberontakan di perusahaan jaringan sosial crypto yang dia peroleh.

“Industri crypto kami telah berhasil naik peringkat, kami benar-benar membutuhkan negara berdaulat dan regulator serta organisasi internasional untuk memahami potensi dan manfaat dari teknologi blockchain,” kata Sun dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News. “Itulah mengapa saya pikir saya akan memfokuskan banyak energi saya, untuk mencoba dan mendorong teknologi blockchain dan mata uang crypto, semua ini sangat penting bagi negara berkembang dan juga negara maju. Saya juga akan mencoba untuk mempromosikan pengembangan teknologi baru di Grenada.”

Dia ditunjuk sebagai perwakilan Grenada untuk Organisasi Perdagangan Dunia di Jenewa, menurut Oliver Joseph, menteri Luar Negeri, Bidang Bisnis Internasional dan Caricom.

Perusahaan dan pengusaha crypto lainnya telah pindah ke Karibia. Exchange FTX baru-baru ini pindah ke Bahama. Negara-negara pulau lainnya telah berusaha menjadi yang terdepan dalam hal inovasi, bersamaan dengan Barbados yang baru-baru ini membuka kedutaan di Decentraland, sebuah metaverse crypto. Puerto Rico telah menjadi surga pajak AS bagi orang kaya crypto.

“Karibia memiliki potensi besar untuk menjadi tempat yang sangat baik untuk berwirausaha, dan bisa menjadi Singapura berikutnya,” kata Sun. “Alasannya, negara-negara Karibia sangat dekat dengan Amerika Serikat, yang menurut saya itu sangat menguntungkan. Tetapi juga penting bahwa Anda tidak tinggal di Amerika Serikat. Jika Anda tinggal di Amerika Serikat, Anda akan direpotkan banyak peraturan yang sangat ketat, dan juga perpajakan. Di AS, terlalu banyak peraturan ketat yang tidak baik untuk mata uang crypto.”

Keluar dari Tron

Sebelum terjun ke crypto, Sun mendirikan Peiwo, aplikasi mirip Snapchat yang populer untuk China dengan jutaan pengguna. Seperti perusahaan crypto lainnya yang baru mulai, ia mengawalinya dengan Tron pada tahun 2017 dengan menggunakan banyak kode komputer open-source Ethereum.

Uang para investor China yang ikut dalam penawaran awal Tron dikembalikan setelah China menindak ICO. Yayasan Tron dan Sun menghadapi gugatan hukum atas ICO di distrik selatan New York. Sun mengatakan akan tetap berjuang menghadapi masalah dengan regulator di seluruh dunia.

Sun telah keluar dari kepemimpinan Tron Foundation, yang dibentuk untuk memajukan pengembangan blockchain. Jaringan ini adalah rumah bagi lebih dari 1.300 aplikasi terdistribusi aktif, menurut DappRadar. Yayasan memutuskan untuk bubar pada bulan Juli, setelah menggunakan hampir semua dananya, kata Sun.

Dia juga telah menarik tiga node yang mendukung jaringan Tron yang dia kendalikan secara langsung atau melalui perusahaannya. Transaksi Tron diverifikasi oleh 27 perwakilan super tersebut. Idenya adalah agar komunitas penggunanya menjalankan Tron, kata Sun. Poloniex, di mana Sun adalah investor, adalah perwakilan super Tron, menurut pelacak data crypto Tronscan.

Tron memiliki nilai pasar sekitar $8,8 miliar, menurut CoinMarketCap.com. Sun mengatakan dia memiliki sekitar 4% token TRX Tron. Token BTT BitTorrent yang bernilai sekitar $2,7 miliar.

[Ervina Susan]