
Crypto News
Bisa Jadi Kejutan! Altcoin Ini Berpotensi Meledak Jika ETF Oktober 2025 Disetujui!
/index.php
Investasi Digital - Diposting pada 11 June 2025 Waktu baca 5 menit
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk beserta entitas usahanya (Krakatau Steel Group) tengah mempersiapkan lahan seluas lebih dari 500 hektare yang berlokasi di Kawasan Industri Krakatau, Cilegon, Banten. Penyediaan lahan tersebut dimaksudkan untuk mendukung rencana investasi besar-besaran dari Delong Steel Group, perusahaan baja peringkat ke-11 dunia dan ke-7 terbesar di Tiongkok, bersama anak perusahaannya, PT Dexin Steel Indonesia. Fokus utama dari kerja sama ini adalah pembangunan fasilitas pabrik baja terpadu dengan kapasitas produksi hingga 3 juta ton per tahun.
“Langkah strategis ini dimulai pada Mei 2025, saat delegasi Krakatau Steel mengunjungi kantor pusat Delong Steel Group di Tiongkok. Dalam kunjungan tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait pengadaan bahan baku serta eksplorasi potensi kemitraan lainnya, termasuk kunjungan langsung ke pabrik Delong. Penyediaan lebih dari 500 hektare lahan melalui anak perusahaan kami, PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), merupakan bentuk komitmen nyata kami. Kemitraan ini tak hanya akan memaksimalkan aset lahan kami, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi dan keahlian yang sangat bermanfaat,” ungkap Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan, dalam keterangan resmi, Senin (9/6/2025).
Delong Steel Group, sebagai salah satu pelaku utama dalam industri baja Tiongkok, menilai Cilegon memiliki keunggulan strategis sebagai pusat pertumbuhan industri baja yang baru. Pihak manajemen Delong Steel menyampaikan bahwa mereka sedang melakukan analisis mendalam, dan melihat kawasan industri yang dikelola oleh Krakatau Steel di Cilegon sebagai lokasi yang sangat potensial, terutama karena infrastruktur penunjangnya sudah tersedia dengan baik.
Lahan yang disiapkan oleh Krakatau Steel Group dianggap sangat cocok untuk mendukung realisasi pembangunan pabrik Delong Steel. Pabrik ini dirancang tidak hanya untuk menghasilkan baja bermutu tinggi, tetapi juga untuk menjajaki pengembangan baja ramah lingkungan (green steel) di masa mendatang.
“Tujuan utama kami adalah merevitalisasi industri baja nasional, serta menjadikan Cilegon sebagai pusat industri baja berwawasan lingkungan di kawasan Asia Tenggara,” ujar Akbar.
Proses negosiasi bisnis antara kedua perusahaan kini berlangsung intensif. Investasi yang direncanakan ini diprediksi akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal, menciptakan efek ganda yang positif terhadap ekonomi nasional, meningkatkan nilai tambah industri, serta memperkuat posisi neraca perdagangan Indonesia.
“Kami bukan sekadar membangun fasilitas produksi, tetapi juga bertekad membangun ekosistem industri baja nasional yang lebih kuat dan berdaya saing global. Dengan demikian, industri baja di Indonesia ke depan dapat lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan Proyek Strategis Nasional,” tutup Akbar Djohan.
Sumber: detik.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.