
Bisnis | Ekonomi
Timah RI Diselundupkan ke Negara Tetangga, Jumlahnya Fantastis!
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 09 June 2025 Waktu baca 5 menit
Harga minyak mentah di pasar spot terlihat mengalami kenaikan perlahan setelah muncul sentimen positif di pasar akibat harapan baru terkait negosiasi perdagangan antara dua kekuatan ekonomi dunia.
Pada penutupan sesi pembukaan perdagangan hari Senin (9 Juni 2025), harga minyak jenis Brent tercatat naik tipis sebesar 0,03% dan diperdagangkan di level US$66,49 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,03% menjadi US$64,6 per barel dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya pada Jumat (6 Juni 2025).
Secara keseluruhan, harga minyak dunia menunjukkan kecenderungan stabil setelah mengalami lonjakan yang cukup besar pada pekan sebelumnya. Kondisi stabil ini terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pertemuan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang dijadwalkan berlangsung awal pekan ini di London. Diplomasi ekonomi ini dipandang sebagai langkah positif untuk mengurangi ketegangan global yang selama ini menekan pasar, termasuk sektor energi.
Kedua acuan harga minyak dunia, yaitu Brent dan WTI, mengalami kenaikan karena adanya keyakinan bahwa kesepakatan dagang dapat memperbaiki outlook pertumbuhan ekonomi serta mendorong naiknya permintaan energi secara global.
Pertemuan bilateral antara delegasi AS dan China diharapkan menjadi momentum penting untuk memulihkan hubungan dagang yang sempat memanas dan mengganggu rantai pasok internasional. Pelaku pasar kini menunggu hasil pembicaraan tersebut yang dinilai berpotensi mengubah arah pergerakan harga minyak dalam waktu dekat.
“Ancaman sanksi baru dari Amerika Serikat terhadap Venezuela yang berpotensi memangkas volume ekspor minyak, serta kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas energi milik Iran, turut menambah potensi kenaikan harga,” ujar para analis dari BMI, anak usaha Fitch, dalam laporan hari Jumat.
“Namun demikian, lemahnya permintaan global terhadap minyak serta meningkatnya produksi dari negara-negara anggota OPEC+ dan produsen non-OPEC diperkirakan akan memberikan tekanan penurunan terhadap harga minyak dalam beberapa kuartal ke depan,” tambah mereka.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.