Alarm Perdagangan RI Menggema! Tarif Trump Bikin Ekspor Tertekan Keras

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 09 June 2025 Waktu baca 5 menit

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: REUTERS/Nathan Howard)

Para ekonom memberikan peringatan bahwa surplus perdagangan Indonesia kemungkinan akan menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekspor. Penurunan ekspor tersebut dipengaruhi oleh proses negosiasi tarif resiprokal antara Indonesia dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang masih berlangsung sampai saat ini.

 

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada periode Januari hingga April 2025 mencapai US$87,36 miliar, meningkat sebesar 6,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024. Namun, pada bulan April 2025 saja, nilai ekspor Indonesia hanya mencapai US$20,74 miliar, turun 10,77% jika dibandingkan dengan bulan Maret yang mencapai US$23,24 miliar. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, memperkirakan bahwa surplus perdagangan Indonesia akan mengalami penurunan akibat berkurangnya nilai ekspor. “Jadi memang hasil dari negosiasi ini akan sangat mempengaruhi ke depannya, tapi secara keseluruhan surplus perdagangan kita akan menyusut karena ekspor yang menurun,” ujarnya kepada Bisnis pada Senin (9/6/2025). Faisal juga menambahkan bahwa ekspor Indonesia sebenarnya sudah diperkirakan akan mengalami tekanan sebelum tarif Trump mulai diberlakukan pada 8 Juli 2025, karena adanya ketidakpastian mengenai tarif dari AS selama masa negosiasi 90 hari.

 

“Negosiasi 90 hari ini sudah memberikan tekanan pada ekspor kita, bahkan ekspor sudah tertekan, apalagi jika pada akhirnya kesepakatan tanggal 8 Juli nanti tarif kita tetap lebih tinggi,” jelasnya. Faisal juga menegaskan bahwa keputusan yang akan diambil pada 8 Juli terkait tarif resiprokal akan tetap berdampak negatif pada penurunan ekspor Indonesia, karena tarif resiprokal yang diberlakukan cenderung lebih tinggi daripada tarif dasar. Selain itu, Faisal memaparkan bahwa laju ekspor Indonesia akan mengalami perlambatan akibat hambatan perdagangan yang muncul sebagai dampak dari tarif Trump.

 

Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat merupakan pasar impor terbesar di dunia. Dia menambahkan, jika pasar impor AS mengalami gangguan, hal ini akan berdampak pada banyak negara, termasuk Indonesia, meskipun proporsi ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 10%, yang lebih kecil dibandingkan negara-negara lain. “Meskipun demikian, ekspor Indonesia tetap terdampak, walaupun tidak sebesar negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand,” jelasnya. Selain tarif Trump, Faisal juga menyebut faktor musiman, yakni libur Lebaran, turut memengaruhi penurunan ekspor pada April 2025.

 

Pada umumnya, masa libur Lebaran memang mengakibatkan penurunan aktivitas ekspor-impor. Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya menyatakan bahwa negosiasi mengenai tarif resiprokal Trump yang masih berlangsung juga ikut memperlambat laju ekspor perdagangan Indonesia secara bulanan, meskipun surplus perdagangan pada April 2025 tetap terjaga. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengatakan bahwa negosiasi kebijakan tarif Trump menjadi salah satu penyebab turunnya ekspor Indonesia pada Maret hingga April 2025. Budi menambahkan bahwa beberapa negara juga mengakui banyak eksportir yang masih menunggu keputusan akhir terkait kebijakan tarif Trump yang sampai saat ini belum selesai dinegosiasikan. “[Faktor] kedua, ini banyak terkait dengan kebijakan Trump.

 

Apalagi waktu kami bertemu dengan Menteri Perdagangan dari negara lain di Kuala Lumpur saat KTT ASEAN, kami mendapati bahwa pengaruhnya sangat besar bagi masing-masing negara, bahkan banyak eksportir yang masih cenderung menunggu keputusan final mengenai tarif Trump,” ujar Budi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (4/6/2025). Budi juga menjelaskan bahwa keputusan mengenai tarif Trump ini tidak hanya berdampak pada ekspor ke Amerika Serikat saja, tetapi juga mempengaruhi ekspor ke negara-negara lain yang saling menunggu keputusan tersebut.

Sumber: bisnis.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.