The Jakarta Composite Index (JCI), or Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), fell by 1.3% over the past week, closing at 8,163 on Friday (October 31, 2025), down from 8,271 the previous week. According to Indonesia Stock Exchange (IDX) trading data for the

Saham News - Diposting pada 04 November 2025 Waktu baca 5 menit

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penurunan sebesar 1,3% sepanjang pekan terakhir, ditutup di level 8.163 pada Jumat (31/10/2025), turun dari posisi 8.271 pada pekan sebelumnya.

 

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 27–31 Oktober 2025, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia ikut melemah sebesar 2,48%, menjadi Rp14.857 triliun dari Rp15.234 triliun pada minggu sebelumnya.

 

Dalam laporan resmi BEI yang dirilis Sabtu (1/11/2025) disebutkan bahwa investor asing pada Jumat (31/10/2025) mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp1,13 triliun, namun secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih membukukan penjualan bersih sebesar Rp47,31 triliun.

 

Dari sisi aktivitas perdagangan, rata-rata frekuensi transaksi harian di BEI turun 1,79% menjadi 2,32 juta kali transaksi, dari sebelumnya 2,37 juta kali transaksi pada pekan lalu.

 

Meski demikian, rata-rata nilai transaksi harian justru meningkat 1,55% menjadi Rp22,63 triliun, naik dari Rp22,28 triliun pada minggu sebelumnya.
Kenaikan paling signifikan tercatat pada rata-rata volume transaksi harian, yang meningkat 3,72% menjadi 31,61 miliar lembar saham, dibandingkan dengan 30,47 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

 

Sepanjang pekan tersebut, BEI juga mencatat dua instrumen baru, yaitu satu obligasi dan satu sukuk.
Pada Senin (27/10/2025), Obligasi Berkelanjutan VII Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance resmi dicatatkan di BEI dengan nilai Rp2 triliun.
Obligasi tersebut memperoleh peringkat idAAA (Triple A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

 

Selanjutnya, pada Kamis (30/10/2025), Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Armadian Tritunggal Tahap I Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Armadian Tritunggal juga mulai dicatatkan di BEI.
Instrumen ini memiliki nilai nominal Rp2 triliun, dengan peringkat irA-(sy) (Single A Minus Syariah) dari PT Kredit Rating Indonesia, dan PT Bank KB Indonesia Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

 

BEI menyampaikan bahwa selama tahun 2025, jumlah obligasi dan sukuk yang telah tercatat mencapai 151 emisi dari 73 emiten, dengan total nilai Rp175,54 triliun.

 

Secara keseluruhan, hingga akhir Oktober 2025, total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 646 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp523,12 triliun dan US$122,16 juta, diterbitkan oleh 136 emiten.

 

Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI terdiri dari 191 seri dengan nilai mencapai Rp6.423,84 triliun dan US$352,10 juta.
Selain itu, BEI juga mencatat adanya 7 Efek Beragun Aset (EBA) dengan total nilai Rp2,13 triliun.

Sumber: bloombergtechnoz.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.