Peternak Sambut Rencana Danantara Gelontorkan Dana Rp20 Triliun untuk Proyek Peternakan Nasional

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 12 November 2025 Waktu baca 5 menit

Kalangan peternak ayam menyambut baik langkah pemerintah yang berencana menanamkan investasi sebesar Rp20 triliun di sektor peternakan ayam pedaging dan petelur.

 

Namun, mereka mengingatkan agar kebijakan besar ini tidak hanya menguntungkan perusahaan besar, tetapi benar-benar melibatkan peternak kecil yang saat ini masih menghadapi situasi sulit di lapangan.

 

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Sugeng Wahyudi, menilai bahwa kebijakan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sektor perunggasan nasional, khususnya di sisi hulu atau sektor budidaya.

 

“Berdasarkan informasi yang kami terima, kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah yang akan mengalokasikan dana Rp20 triliun,” ujar Sugeng kepada CNBC Indonesia pada Selasa (11 November 2025).

 

Menurutnya, penguatan di sektor budidaya ayam, terutama ayam broiler, memang sudah lama diharapkan para peternak. Namun, ia menegaskan agar proyek berskala besar ini tidak menjadi pesaing bagi peternak rakyat yang telah berjuang selama ini.

 

“Upaya memperkuat para pelaku usaha di sektor budidaya ayam, khususnya ayam broiler, adalah hal yang kami sambut baik. Tapi jangan sampai justru menjadi kompetitor bagi peternak yang sudah eksis,” tambahnya.

 

Sugeng juga mengingatkan bahwa pemerintah harus menyiapkan rencana pelaksanaan proyek tersebut dengan matang, terutama dalam hal kesiapan BUMN pangan yang akan menjadi pelaksana utama kebijakan. Ia menilai, jika tidak dilakukan secara cermat, investasi besar ini bisa saja tidak menyentuh akar masalah di tingkat peternak kecil.

 

“Pemerintah, khususnya BUMN pangan, harus benar-benar siap dalam menghadapi kebijakan ini. Bila tidak siap, kebijakan yang baik ini bisa meleset dari sasaran,” tegasnya.

 

Ia juga memperingatkan agar BUMN tidak hanya bermitra dengan perusahaan besar, sebab hal itu berpotensi menggeser tujuan utama kebijakan Rp20 triliun yang seharusnya berpihak kepada peternak kecil.

 

“Kalau BUMN justru bekerja sama dengan perusahaan besar, maka tujuan utama dari kebijakan ini bisa bergeser. Padahal, semangat kebijakan ini seharusnya untuk membangun ekosistem baru yang kuat—dengan melibatkan sebanyak mungkin peternak kecil, termasuk mereka yang sempat bangkrut dalam 10 tahun terakhir,” ujar Sugeng.

 

Ketika ditanya apakah para peternak mendukung program ini, Sugeng menegaskan dukungan penuh dari kalangan peternak, selama pemerintah benar-benar melibatkan mereka secara langsung dan memastikan manfaatnya dapat dirasakan oleh peternak kecil.

 

“Kami mendukung, asalkan peternak kecil juga ikut terlibat dan mendapatkan dampak positif terhadap kesejahteraannya,” tegas Sugeng.

 

Peternak Rakyat Masih Merugi, Harapkan Kepastian Harga dan Pasokan

 

Sugeng menggambarkan bahwa kondisi peternak rakyat saat ini masih berat. Harga ayam hidup di tingkat kandang belum mampu menutupi biaya produksi, membuat banyak peternak mengalami kerugian.

 

“Saat ini peternak merugi karena harga ayam hidup di kandang hanya sekitar Rp19 ribu, sementara biaya produksinya mencapai Rp21 ribu. Dua minggu lalu sempat untung ketika harga di kandang Rp22 ribu. Jadi, kondisinya sangat fluktuatif,” jelasnya.

 

Ia menilai, dengan adanya investasi besar pemerintah, diharapkan dapat tercipta kepastian dalam rantai pasok dan pembentukan harga, agar peternak tidak terus terjebak dalam siklus untung-rugi ekstrem.

 

“Tentu harus ada kepastian pasokan bahan baku yang wajar serta harga jual yang berada di atas biaya pokok produksi,” ujarnya.

 

Sugeng juga menekankan pentingnya peran BUMN pangan sebagai pengendali harga di sektor perunggasan. Dengan pengelolaan yang tepat, pemerintah dapat berperan sebagai penstabil pasar ketika terjadi gangguan harga atau pasokan.

 

“Pemerintah harus memastikan bahwa kehadiran Rp20 triliun melalui BUMN benar-benar berdampak terhadap kinerja ekonomi sektor unggas, agar fungsi pemerintah sebagai pengendali distorsi harga bisa dirasakan,” jelasnya.

 

Rencana investasi Rp20 triliun di sektor peternakan ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama dalam rangka mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

 

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman, sebelumnya menegaskan bahwa proyek ini akan membangun peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi di berbagai wilayah, dengan melibatkan sebanyak mungkin pelaku usaha, terutama peternak kecil.

 

“Peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi itu memiliki alokasi khusus sebesar Rp20 triliun,” ujar Amran dalam konferensi pers di Auditorium Kementan, Jakarta, pada Jumat (7 November 2025).

 

Pendanaan proyek ini akan berasal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, dengan prioritas pembangunan di daerah yang masih kekurangan pasokan ayam dan telur.

 

Amran menambahkan bahwa proyek ini akan mulai berjalan pada awal tahun 2026, dengan fokus di wilayah yang masih mengalami kekurangan pasokan.

 

“Kita sudah mulai tahap pra-feasibility study sesuai arahan Presiden Prabowo, dan insya Allah pada Januari 2026 proyek pembangunan peternakan ini sudah bisa dimulai,” jelasnya.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.