Crypto News
Coinbase Lampaui Ekspektasi Wall Street 45% di Q3 - Pendapatan Capai US$ 1,86 Miliar, Sinyal Bullish untuk Pasar Kripto!
/index.php
Saham News - Diposting pada 24 May 2025 Waktu baca 5 menit
Perusahaan pengelola jaringan ritel Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7% secara tahunan (year-on-year/yoy) untuk tahun ini. Meskipun target tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2024 yang mencapai 10,54% yoy menjadi Rp118,22 triliun, perusahaan meyakini bahwa proyeksi ini realistis mengingat kondisi pasar saat ini.
Untuk mewujudkan target tersebut, emiten dengan kode saham AMRT ini telah mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp4,5 triliun hingga Rp5 triliun untuk tahun 2025. Sekretaris Perusahaan Sumber Alfaria Trijaya, Tomin Widian, menjelaskan bahwa dana tersebut akan difokuskan untuk pembangunan sejumlah toko baru serta perpanjangan izin usaha gerai-gerai Alfamart yang ada.
Selain itu, perusahaan juga menargetkan pembangunan 1.000 gerai baru, dengan sebagian besar lokasi berada di wilayah Jabodetabek. “Capex untuk tahun 2025 berada di kisaran Rp4,5 triliun hingga Rp5 triliun. Sekitar Rp3 triliun akan digunakan untuk ekspansi toko dan perpanjangan toko, mencakup antara 2.700 sampai 2.800 gerai,” ujar Tomin dalam paparan publik pada Kamis (22/5/2025).
Di samping ekspansi toko, anggaran tersebut juga akan dialokasikan untuk pembangunan pusat distribusi atau distribution centre (DC). Sebanyak Rp1,5 triliun dari capex akan digunakan khusus untuk pengembangan DC sepanjang tahun 2025. Saat ini, AMRT tengah membangun dua pusat distribusi baru yang berlokasi di Palangkaraya dan Bengkulu. Tomin menyebutkan bahwa DC di Bengkulu ditargetkan selesai pada semester II tahun 2025.
“Kami melihat prospek DC di Bengkulu cukup menjanjikan. Nantinya, DC ini akan berbagi fungsi dengan DC di Palembang,” tambahnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, AMRT yang dimiliki oleh konglomerat Djoko Susanto mencatatkan peningkatan pendapatan neto sebesar 10,54% yoy menjadi Rp118,22 triliun pada tahun 2024. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan ini berasal dari operasi di wilayah Jawa (di luar Jabodetabek), dengan total Rp44,55 triliun. Sementara itu, wilayah luar Jawa menyumbang Rp43,38 triliun, dan kawasan Jabodetabek menyumbang Rp33,18 triliun.
Perusahaan juga melaporkan peningkatan beban pokok pendapatan dari Rp83,87 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp92,86 triliun pada tahun 2024. Beban penjualan dan distribusi pun naik menjadi Rp20,2 triliun dari Rp17,88 triliun tahun sebelumnya. Beban umum dan administrasi turut meningkat menjadi Rp2,17 triliun pada 2024, dibandingkan Rp1,89 triliun pada 2023. Beban lainnya juga melonjak dari Rp88,63 miliar pada 2023 menjadi Rp126,98 miliar di tahun 2024.
Akibatnya, laba usaha AMRT turun 7,91% yoy menjadi Rp4,07 triliun pada 2024, dari sebelumnya Rp4,42 triliun pada tahun 2023.
Sumber: bisnis.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.