Nigeria Meluncurkan Mata Uang Digital eNaira

Teknologi Terkini - Diposting pada 03 December 2021 Waktu baca 5 menit

Nigeria Meluncurkan eNaira, Namun Apa Utilitasnya ?

Baru-baru ini, Nigeria meluncurkan mata uang digital pertamanya, eNaira. Meskipun menjanjikan, tetap akan berhadapan dengan lingkungan yang kompetitif dan harus cepat menyesuaikan diri dalam mengimplimentasikannya.

 

CBDC pertama Afrika harus memiliki rencana implementasi yang baik

Pada 25 Oktober 2021, Bank Sentral Nigeria (CBN) meluncurkan eNaira, CBDC pertama di Afrika dan kedua di dunia yang sepenuhnya terbuka untuk umum setelah Bahama Sand Dollar. Sebagai bentuk digital dari Naira lokal, eNaira dimaksudkan untuk melengkapi mata uang fisik, dengan tetap menjaga keseimbangan nilai, status sebagai kewajiban CBN, dan berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah. eNaira bekerja pada privat blockchain Hyperledger Fabric, dengan sistem berbasis akun di mana transaksi akan memerlukan verifikasi identitas pengguna

CBN telah bermitra dengan perusahaan fintech Bitt, Inc. untuk menyediakan infrastruktur dan alat teknis yang diperlukan untuk pengerjaan tersebut. Sebagai ritel CBDC, eNaira dapat diakses oleh pengguna individu yang dapat menyimpan dan mengaksesnya secara langsung melalui dompet digital, tidak lagi melalui bank komersial perantara.

Masih ada pertanyaan terkait mengenai manfaat dan implementasi eNaira yang jika tidak terselesaikan bisa merusak fungsi eNaira. Jelas terlihat kurangnya transparansi di seluruh RFP dan keseluruhan proses untuk meluncurkan eNaira. Pembatasan akses awal yang ketat telah mengaburkan siapa yang sebenarnya dapat membuka akun eNaira. Belum ada rincian tentang bagaimana token akan diaudit, fitur spesifiknya, atau bagaimana kebijakan moneter akan diterapkan. Selain itu, tidak ada indikasi integrasi dengan jaringan Interswitch 2 yang mendukung ekosistem pembayaran warga Nigeria, dimana hal tersebut adalah sebuah persyaratan yang diperlukan untuk bisa menggunakan eNaira.


Aktor utama di balik peluncuran eNaira

Godwin Emefiele, Gubernur Central Bank of Nigeria

Brian Popelka, CEO Bitt

Daniela Barbosa Executive, Direktur Hyperledger

Jack Ree Economist, IMF African Department

 

Beberapa bulan sebelum peluncuran eNaira, pada 5 Februari 2021, CBN mengeluarkan surat kepada semua bank dan lembaga keuangan, melarang mereka memfasilitasi transaksi mata uang crypto termasuk menyediakan layanan ke platform perdagangan crypto. Konversi antara fiat dan crypto tidak lagi dapat bergantung pada sistem perbankan komersial Nigeria. CBN menyatakan keprihatinan atas risiko mata uang crypto termasuk pencucian uang dan pendanaan terorisme dan kegiatan kriminal lainnya, serta kurangnya perlindungan bagi investor ritel mengingat volatilitas dan kemungkinan kerugian yang tinggi. Meskipun belum ada larangan resmi untuk mata uang crypto atau bagi individu yang terlibat dalam aktivitas mata uang crypto, tindakan keras terhadap pengguna mata uang crypto telah ditingkatkan. Informasi individu dan perusahaan yang dianggap melanggar telah beredar dan bank bisa dituntut untuk memblokir rekening mereka.

Sikap ini sangat penting mengingat bahwa devaluasi mata uang lokal telah mendorong penggunaan crypto di Nigeria. Inflasi menjadi perhatian penting sejak 2016, ketika mata uang Naira anjlok terhadap USD. Nilai tukar pasar gelap di jalanan telah merangkak naik pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada nilai tukar yang dilaporkan pemerintah. Reformasi nilai tukar yang diantisipasi bermaksud untuk mengurangi kesenjangan antara nilai tukar ini, membentuk nilai kliring pasar terpadu, dan mendorong penggunaan eNaira yang lebih luas untuk pengiriman uang.

Namun Transparency International telah menilai Nigeria sebagai 25/100 negara yang bermasalah dalam hal korupsi, berada di peringkat 149 dari 180 negara untuk tahun 2020. Memiliki sejarah suap, dana yang hilang, dan hadiah uang kepada pejabat pemerintah sebagai imbalan atas bantuan. Perbedaan nilai tukar dapat menunjukkan peluang arbitrase bagi kelompok tertentu untuk mendapatkan keuntungan.

Selain itu, peluncuran eNaira bertepatan dengan persetujuan uang seluler yang diberikan kepada perusahaan layanan telekomunikasi MTN dan Airtel, yang menampakkan bahwa CBN mungkin mencoba menyediakan opsi uang selulernya sendiri. Keberhasilan ekosistem transfer peer-to-peer, dalam konteks perbedaan nilai tukar dan inflasi, dapat menunjukkan bahwa dengan tidak memiliki rekening bank bisa menjadi pilihan yang menguntungkan. Ini membingkai ulang konsep inklusi keuangan yang bergantung pada kepemilikan rekening bank, terutama jika bank umum dikesampingkan demi solusi pembayaran langsung termasuk eNaira.

 

“Ini adalah gagasan baru karena kami pikir itu dapat memfasilitasi perdagangan. Nigeria akan menjadi perekonomian terbesar di Afrika, ini membuat Afrika memiliki kesempatan untuk memimpin, dan kami akan memimpin perdagangan, dan kami akan pastikan itu terwujud.” – Godwin Emefiele

 

Sejumlah fakta.

Nigeria tercatat menggunakan mata uang crypto tertinggi per kapita di dunia, dengan hampir 1/3 populasi memiliki atau menggunakan mata uang digital. Ini merupakan perekonomian terbesar di Afrika, dengan PDB sebesar $514 miliar di tahun 2021, diikuti oleh Mesir dan Afrika Selatan. Berkenaan dengan infrastruktur keuangan, Nigeria memiliki salah satu sistem perbankan paling efisien di Afrika, yang mencapai respon cepat terhadap krisis Covid-19 dan berhasil mempertahankan jaringan kliring dan penyelesaian yang sangat efisien. Namun ekonomi informal tetap substansial, membentuk 80% dari total lapangan kerja dan menghasilkan transaksi yang mencakup lebih dari 50% PDB.

Dalam konteks inflasi, kebijakan nilai tukar yang menantang, dan tindakan keras CBN terhadap aktivitas crypto, mendorong orang Nigeria beralih ke platform perdagangan peer-to-peer untuk menghindari interaksi dengan bank lokal. Nigeria adalah pasar terbesar untuk platform peer-to-peer Paxful, dengan lebih dari 1,5 juta pengguna melakukan volume perdagangan lebih dari $1,5 miliar sejak 2015. Paxful telah mengalami lonjakan 27% dalam perdagangan peer-to-peer di Nigeria dalam 2 bulan  pertama setelah CBN melakukan pembatasan.

 

Sudut pandang dan implikasinya

Inklusi keuangan adalah salah satu manfaat utama yang diharapkan dari eNaira, yang akan memungkinkan transfer dana digital hampir tanpa biaya di seluruh dompet eNaira di mana pun di dunia.

Aksesibilitas awal untuk orang yang memiliki rekening bank diharapkan dapat meluas ke penggunaan telepon selular. 36% dari populasi orang dewasa (38 juta orang Nigeria) tidak memiliki akun bank. eNaira memiliki potensi untuk dapat diakses hingga 90% dari populasi negara.

  • Identitas terdesentralisasi dan layanan berbasis ponsel pintar akan membuka akses ke layanan keuangan untuk populasi baik yang memiliki akun bank atau pun tidak.
  • Sistem pengiriman uang alternatif eNaira dapat menawarkan efisiensi yang lebih besar dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem yang ada yang dicampuri oleh pembatasan forex dan biaya transaksi yang tinggi (1-5% dari nilai transaksi) dibebankan kepada pengguna. Tercatat kuitansi pengiriman uang di Nigeria berjumlah $24 miliar pada 2019 menurut IMF.
  • Meningkatkan transaksi peer-to-peer dan mengurangi penggunaan uang tunai dapat menciptakan sistem pembayaran yang efektif dan meningkatkan konsumsi.

 

CBN mengakui manfaat ini dalam konteks peningkatan daya saing perdagangan domestik dan internasional, serta implementasi kebijakan. Jika dioperasikan secara efektif, eNaria dapat menghasilkan kebijakan moneter dan mekanisme pengumpulan pajak yang lebih efektif. Transaksi yang dicatat pada blockchain akan memberikan transparansi dalam perekonomian informal dan semakin memperkuat basis pajak. Transfer dana langsung dari pemerintah ke individu juga dapat meningkatkan program transfer sosial. Selain itu, kekekalan yang melekat pada teknologi blockchain dapat mencegah duplikasi dan penerbitan mata uang palsu.

Namun demikian, beberapa risiko tetap terkait dengan penerapan kebijakan moneter, keamanan siber dan masalah privasi, ketahanan operasional, integritas keuangan, dan stabilitas keuangan. Risiko-risiko ini dapat membahayakan keberlanjutan eNaira dan keberadaannya yang terus bergerak maju jika tidak diperhitungkan. Namun, ada indikasi tertentu bahwa risiko ini telah dipertimbangkan, dengan IMF telah meninjau desain produk dan proses peluncuran.

Dompet digital dapat mengurangi permintaan rekening bank komersial untuk menyimpan dana, mengurangi peran bank dan lembaga keuangan lainnya. Oleh karena itu telah ditetapkan batas transaksi harian untuk mentransfer dana dari deposito bank ke dompet eNaira, serta batas saldo (misalnya, maksimum 5 juta Naira, atau sekitar $12.000 di setiap dompet).

  • Sistem verifikasi identitas berjenjang, di mana kontrol yang lebih ketat diterapkan pada pengguna yang kurang terverifikasi, membatasi risiko pencucian uang dan aktivitas terlarang lainnya yang dapat memengaruhi integritas keuangan. Awalnya mereka yang memiliki nomor verifikasi bank dapat membuka dompet, diikuti oleh mereka yang memiliki kartu SIM dan ponsel terdaftar, dan akhirnya kelompok tanpa nomor identitas, kemudian akan dikenakan regulasi transaksi dan batas saldo yang lebih ketat.
  • Penilaian keamanan IT reguler dimaksudkan untuk membatasi risiko keamanan siber. Kerentanan mungkin ada terutama dalam integrasi dengan sistem saat ini termasuk bank dan penerbit pihak ketiga.

 

Keputusan akhir

CBN tetap membutuhkan alasan yang jelas untuk menentukan cara menggunakan eNaira. Ini akan melibatkan pendidikan publik tentang kegunaannya, penerapan langkah-langkah keamanan yang efektif, dan prioritas pada fitur dan tujuan penggunaan yang disematkan ke dalam desain eNaira. Jika tidak, eNaira akan tetap menjadi upaya salah arah dalam inklusi keuangan.

Sehubungan dengan administrasi, CBN perlu menentukan tingkat sentralisasi yang akan digunakan untuk mengoperasikan eNaira sambil memastikan kepercayaan dan akuntabilitas publik. Hal ini berkaitan dengan transparansi transaksi dan informasi, mekanisme validasi, penerbitan koin baru, dan kebijakan moneter secara keseluruhan (misalnya, visibilitas tingkat pasokan, tingkat pembakaran, dan sirkulasi).

 

 

Sumber : 

https://www.forbes.com/sites/dianabarrerozalles/2021/11/29/nigeria-launches-africas-first-cbdc-but-can-it-deliver/?sh=786237406ee5

 

Alih Bahasa : Ervina Susan

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.