Berita Terkini
Demam Dracin Makin Parah! Warga Asia Tenggara Kecanduan Drama China hingga Tak Bisa Lepas
/index.php
Berita Terkini - Diposting pada 05 November 2025 Waktu baca 5 menit
Mungkin banyak orang pernah bertanya-tanya mengapa gerai Indomaret dan Alfamart sering ditemukan berdiri berdekatan, padahal keduanya merupakan pesaing langsung di industri ritel. Salah satu alasan utama di balik fenomena tersebut adalah strategi efisiensi biaya riset lokasi. Dengan membuka toko di wilayah yang sama, kedua pihak dapat memanfaatkan hasil riset pasar yang telah dilakukan salah satunya.
Sebagai informasi, Indomaret berdiri lebih dulu pada tahun 1988, sedangkan Alfamart baru memulai operasionalnya pada 1999.
Kedua minimarket ini telah lama dianggap sebagai rival abadi di sektor ritel modern Indonesia. Ada sejumlah faktor strategis yang menjelaskan mengapa gerai mereka hampir selalu berdampingan. Berikut penjelasan lengkap mengenai alasan di balik kedekatan lokasi Indomaret dan Alfamart.
Faktor utama dari fenomena ini adalah strategi pemasaran berbasis lokasi. Baik Indomaret maupun Alfamart berupaya menjangkau pangsa pasar yang lebih besar dan menarik sebanyak mungkin konsumen. Pola tersebut didasarkan pada konsep Hotelling Theory, yaitu teori yang menjelaskan bahwa dua entitas bisnis dengan produk serupa cenderung berlokasi berdekatan demi memperebutkan pasar secara maksimal.
Dalam teori ini, kedua pihak akan menempatkan toko mereka di lokasi yang optimal sehingga potensi keuntungan terbagi relatif merata (sekitar 50:50), dan keputusan akhir pembelian diserahkan kepada preferensi konsumen.
Walaupun sekilas terlihat mirip, baik Indomaret maupun Alfamart sebenarnya memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri.
Satu pihak mungkin unggul dalam harga yang lebih kompetitif, sementara pihak lain menonjol lewat luas toko, pelayanan lebih ramah, atau suasana belanja yang lebih nyaman. Dengan diferensiasi ini, keduanya bisa tetap bersaing tanpa harus sepenuhnya saling meniru.
Ketika pelanggan datang ke salah satu minimarket, para karyawan memiliki peran penting untuk menciptakan persepsi positif terhadap toko tersebut. Strategi ini bertujuan agar konsumen merasa puas dan mau kembali berbelanja. Seperti disebutkan sebelumnya, masing-masing merek berusaha menampilkan keunggulan khasnya agar mampu memenangkan loyalitas pelanggan di lokasi yang sama.
Salah satu alasan paling praktis mengapa Indomaret dan Alfamart sering berdampingan adalah untuk menghemat biaya riset pasar dan lokasi. Jika salah satu brand telah membuka toko di suatu area, maka area tersebut otomatis dianggap telah lolos uji kelayakan bisnis dengan potensi pasar yang menjanjikan.
Strategi ini kerap digunakan oleh pelaku bisnis waralaba dan ritel modern untuk mempercepat ekspansi tanpa harus melakukan riset dari nol.
Kedua jaringan minimarket ini juga menggunakan pendekatan analisis bisnis Porter’s Five Forces untuk memahami dinamika persaingan. Pendekatan tersebut mencakup lima kekuatan utama dalam menentukan posisi kompetitif di pasar, yaitu:
Competitive Rivalry – Persaingan antar perusahaan di industri ritel yang sangat ketat. Untuk bertahan, masing-masing perusahaan harus terus berinovasi agar produk dan layanan mereka tetap unggul.
Power of Buyer – Kekuatan konsumen dalam menentukan pilihan. Pelanggan dapat membandingkan harga dan kualitas antara Indomaret dan Alfamart sebelum memutuskan tempat berbelanja.
Power of Supplier – Ketergantungan pada pemasok. Semakin sedikit jumlah pemasok, semakin besar pengaruh mereka terhadap pasokan barang ke toko-toko ritel.
Threat of New Entry – Hambatan bagi pemain baru yang ingin masuk ke pasar, seperti biaya awal tinggi, regulasi, kondisi ekonomi, dan hak paten, membuat persaingan lebih terkonsentrasi pada pemain besar.
Threat of Substitute Product – Ancaman dari produk pengganti yang menawarkan fungsi serupa, sehingga perusahaan harus menjaga kualitas dan harga agar konsumen tidak beralih.
Dari berbagai faktor di atas, jelas bahwa kedekatan lokasi antara Indomaret dan Alfamart bukan kebetulan semata. Fenomena ini merupakan hasil strategi bisnis yang matang, mempertimbangkan aspek pasar, efisiensi biaya, dan perilaku konsumen di industri minimarket yang telah berkembang pesat di Indonesia.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.