
Crypto News
Platform Pemesanan Perjalanan Berbasis Kripto Resmi Gabung Program Chainlink Build di Solana
/index.php
Saham News - Diposting pada 11 October 2025 Waktu baca 5 menit
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti maraknya praktik perdagangan saham “gorengan” di pasar modal. Ia menilai aktivitas seperti itu merugikan investor ritel dan mendesak Bursa Efek Indonesia (BEI) segera mengambil langkah konkret untuk melakukan penertiban.
Istilah saham gorengan digunakan untuk menggambarkan saham yang harganya digerakkan secara tidak wajar oleh pihak-pihak tertentu, sehingga tampak seolah-olah ramai diminati investor. Pergerakan harga yang ekstrem ini tidak didukung oleh kinerja fundamental perusahaan, sehingga menimbulkan risiko tinggi bagi investor ritel.
“Tadi kami membahas mengenai arah program ekonomi pemerintah ke depan dan bagaimana memastikan agar program-program tersebut berjalan secara berkelanjutan, tidak hanya sesaat lalu berhenti, tetapi terus berlanjut,” ujar Purbaya usai menghadiri Dialog Pelaku Pasar Modal Bersama Menteri Keuangan RI di BEI, Jakarta, pada Kamis (9/10).
Dalam pertemuan tersebut, Purbaya mengungkapkan bahwa BEI sempat meminta insentif dari pemerintah. Namun, ia menegaskan bahwa insentif hanya akan diberikan bila BEI berhasil menata perilaku investor dan menciptakan pasar yang tertib.
“Dia (BEI) minta insentif. Saya bilang belum akan saya kasih sebelum mereka menertibkan kondisi pasar modal kita. Sekarang banyak yang melakukan praktik ‘goreng-gorengan’ tapi dibiarkan begitu saja, padahal investor kecil jadi korban,” tutur Purbaya.
Ia menambahkan bahwa belum ada keputusan akhir terkait bentuk insentif yang diminta BEI. Bursa meminta berbagai macam insentif, termasuk yang berkaitan dengan sektor pajak. Namun pemerintah masih menunggu langkah konkret dari BEI dalam memperbaiki tata kelola pasar modal.
“Sekarang belum, mereka minta macam-macam, seperti insentif pajak. Tapi saya bilang begini: kalau saya bisa menata pegawai pajak supaya tidak bermasalah lagi, seharusnya kekhawatiran mereka (BEI) juga hilang. Tapi kalau setelah saya bereskan urusan itu masih ada masalah baru, mereka boleh datang lagi ke saya, dan saya akan melihat insentif apa yang paling sesuai untuk mendorong pertumbuhan industri pasar modal Indonesia,” jelasnya.
Purbaya menegaskan bahwa pembenahan tata kelola di pasar modal harus menjadi prioritas utama sebelum pemerintah memberikan bentuk dukungan fiskal apa pun.
Meskipun menyoroti sisi negatif pasar, Purbaya tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang pasar modal Indonesia. Ia yakin bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus mengalami penguatan dalam beberapa tahun mendatang.
Saat menjawab pertanyaan mengenai dukungan pemerintah terhadap likuiditas pasar, di tengah IHSG yang kembali mencatat rekor di atas level 8.000, Purbaya menyatakan bahwa tren positif ini kemungkinan besar akan berlanjut.
Berdasarkan data RTI Business per Jumat (10/10) pukul 06.24 WIB, IHSG tercatat naik 84,90 poin atau 1,04 persen menjadi 8.250,93. Indeks sempat menyentuh level tertinggi 8.272,63 dan terendah 8.159,94.
“Saya pikir IHSG akan terus cenderung naik. Mungkin sepuluh tahun lagi, seperti yang saya bilang tadi — intinya, IHSG bakal ‘to the moon’,” kata Purbaya.
Menurutnya, tren penguatan indeks mencerminkan meningkatnya optimisme investor terhadap perekonomian nasional. Selain itu, pemerintah tidak hanya fokus pada pasar modal, tetapi juga berupaya memperkuat fondasi ekonomi agar pertumbuhan tetap berkelanjutan.
“Tujuan kami bukan semata-mata mendorong pasar modal, tapi memperkuat perekonomian. Saya masih punya ruang fiskal yang cukup untuk menambah stimulus bila diperlukan. Namun, kalau ekonomi berjalan baik, otomatis pasar saham akan ikut naik,” ujarnya.
Purbaya menambahkan bahwa pergerakan saham mencerminkan ekspektasi investor terhadap arah ekonomi nasional.
Menurutnya, penguatan IHSG belakangan ini tidak terlepas dari meningkatnya kepercayaan pasar terhadap kebijakan pemerintah, termasuk penyaluran dana Rp200 triliun ke Himbara serta rencana tambahan Rp70 triliun untuk bank-bank daerah.
“Likuiditas baru berjalan kurang dari sebulan, jadi wajar belum terlihat lonjakan besar. Tapi para pelaku pasar sudah bisa memperkirakan arah ekonomi ke depan. Saya yakin, setelah diskusi tadi, mereka semakin optimistis bahwa perbaikannya bersifat struktural dan akan terus berlanjut,” jelas Purbaya.
Ia juga memastikan bahwa pemerintah masih memiliki ruang fiskal yang memadai untuk menjaga stabilitas ekonomi jika terjadi gejolak.
“Saya masih punya cukup dana untuk menambah dukungan bila dibutuhkan. Tapi kalau ekonomi kita tetap baik, otomatis pasar saham akan terus naik,” tegasnya.
Sumber: kumparan.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.